Community
Blue Box Game Studio and the seemingly special treatment from Sony
Jul
Blue Box Game Studio mengumumkan kalau Trailer App untuk game mereka, Abandoned, bisa mulai di Pre-load per tanggal 29 Juli 2021 nanti.
Mungkin ada pertanyaan di benak kalian: “Kenapa untuk menampilkan trailer dari game ini saja membutuhkan aplikasi sendiri? Kenapa gak via Youtube saja?”.
Alasannya sih karena trailer ini bukan video biasa, melainkan real time rendering dari game nya dimana fitur seperti 3D Audio dan integrasi DualSense controller juga bisa dirasakan player saat menontonnya.
Ya bisa dibilang sih semacam Demo yang tidak bisa kalian mainkan melainkan hanya kalian tonton.
Makanya ada proses preload yang disarankan kalian lakukan dari jauh-jauh hari meskipun “trailer”nya sendiri baru akan dirilis pertengahan Agustus nanti.
Termasuk hal yang jarang terjadi ya, apalagi di konsol mengingat praktik seperti ini biasanya lebih umum di PC Gaming dan benchmark tool nya.
Tapi kenapa malah game ini yang mendapatkan pelayanan spesial seperti ini dari PlayStation? Track Record Blue Box Game Studio bisa dibilang nihil loh!
Hal ini dikarenakan project pertama mereka, Rewind: Voices Of The Past, berakhir digudangkan dan tidak pernah dirilis, alias canceled.
Halaman game nya sendiri sudah dihapus dari website mereka, begitu pula halaman steam greenlight nya yang sudah dikategorikan non aktif.
Abandoned sendiri walaupun sudah menampilkan teaser mereka di State of Play beberapa waktu lalu, ternyata belum menunjukan wujud sesungguhnya dari game ini.
Teaser di State of Play yang emreka tampilkan adalah placeholder yang mereka buat menggunakan Unreal Engine 4 secara kilat untuk memenuhi deadline Sony.
Dengan kata lain, di titik itu belum ada yang bisa mereka tampilkan dari game nya sendiri! Tapi kenapa Sony ingin menampilkan atau setidaknya membangun Hype untuk game ini ke publik?
Mungkin kita harus kembali ke satu pertanyaan penting: Apakah yang Sony berikan kepada Studio ini adalah pelayanan spesial? Atau justru adalah pecutan buat mereka?
Blue Box Studio adalah indie studio yang baru berdiri selama 5 tahun. Untuk sebuah studio kecil, membuat game AAA bukanlah perkara mudah.
Let’s say Sony punya ekspektasi pada mereka, termasuk memberikan mereka kesempatan untuk berkerja sama dengan Nuare, Outsource Studio yang juga banayk membantu pengembangan judul-judul PlayStation seperti TLOU2 dan Ghost of Tsushima.
Ini masih belum merubah keadaan kalau Blue Box Studio sendiri masih lah Studio kecil yang selama ini bekerja membantu studio yang lebih besar yang baru akan memulai project mereka sendiri.
Keadaan dimana mereka terpaksa harus menyajikan teaser place holder di pengumuman pertama mereka menjadi indikasi mereka berada di bawah tekanan.
Belum ada yang tahu kalau project ini ada sebelum pengumuman nya di State of Play, Sony bisa saja menghilangkan Abandoned dari list presentasi State of Play mereka dan memberikan waktu dari Blue Box untuk mematangkan teaser asli untuk game ini di kesempatan selanjutnya.
Ide Trailer App ini sendiri bisa saja bukanlah ide dari Blue Box Game Studio sendiri, melainkan Ide dari Sony, melihat alasan penggunaan App ini sendiri adalah agar penontonnya bisa merasakan langsung fitur seperti 3D audio dan integrasi DualSense controler yang sejujurnya hanya gimmick belaka.
Kalau yang mereka ingin tonjolkan adalah game nya, presentasi melalui Video sudah lebih dari cukup, dan bisa mengurangi beban bagi developer yang terpaksa mengundur perilisan App ini karena bug dan masalah localization.
Well semua ini tentunya hanya spekulasi mimin semata dan bisa saja memang kenyataannya Blue Box Game Studio ironisnya mengulangi kesalahan yang dilakukan CD Projekt Red dengan CyberPunk 2077.
Tapi intinya, mimin cuma berharap tidak ada bentuk eksploitasi dan tekanan yang dihadapi oleh para developer Abandoned.
Perihal trailernya sendiri di pertengahan agustus nanti, tentunya mimin cukup penasaran dengan apa yang akan mereka tunjukkan nanti buat kita.
Apakah hasilnya bisa sesuai dengan Hype yang dibangun selama ini, atau malah akan berakhir mengecewakan, we shall see when the time come.