Sebuah petisi di situs change.org baru-baru ini menjadi bahan perbincangan netizen, dimana Hideo kojima sekali lagi kembali menjadi spotlight untuk drama seputar dunia Video Game, kali ini perihal Console War.
Yes, you heard that right. Bukan membicarakan seputar Abandoned maupun Silent Hill seperti yang beredar minggu-minggu lalu, tapi perihal Project Kojima dengan Xbox perihal game baru (kemungkinan besar eksklusif) mereka.
Seorang user dengan nama Vrinn Y. dari Amerika Serikat memulai sebuah petisi dengan judul yang terdengar cukup miris menurut mimin: Cancel Kojima Xbox exclusive game.
Deskripsi dari petisinya sendiri tidaklah panjang, malah terbilang cukup singkat dan gak kalah miris sama judul-nya:
Kojima is betraying his loyal fans. He has been blinded by greed. We must help him come back to the winning side. PLEASE SHARE THIS PETITION EVERYWHERE.
Not everyone has good enough internet to stream games. Not everyone has enough money to buy a new console or build a new pc. Please Kojima, dont leave us.
Ada dua alasan yang menjadi faktor utama kenapa mimin merasa miris sama pembuat petisi ini: mentalitas console war dan ilusi pembuat petisi perihal afiliasi Kojima.
Pertama kita bahas dari yang ia sebutkan sebagai “pengkhianatan” Kojima dengan membuat game untuk Xbox dan “membantu Kojima kembali ke sisi pemenang”.
Sangat terlihat jelas bahwa Vrinn adalah fans setia dari PlayStation, dan tidak ada yang salah dengan itu, setidaknya sampai ia mulai menjelekkan konsol tetangga sebelah.
Mentalitas seperti ini sempat menjadi trend di dunia gaming beberapa tahun lalu, dan mimin pun sempat menjadi bagian di dalam-nya, semasa masih muda dan bodoh.
Sekarang, mimin merasa bahwa console war seperti ini sangat tidak worth it untuk menjadi bahan debat, dan seharusnya sebagai konsumer, kita mendukung kedua belah pihak.
Dalam situasi yang kompetitif, baik Sony dan Microsoft akan berjuang sekuat tenaga untuk membuat konsol mereka lebih baik dari yang lain, menjadi penggerak untuk berinovasi.
Seandainya PlayStation tidak memiliki saingan sekuat Xbox, bisa saja Sony menjadi malas untuk semakin memajukan produk mereka, dan juga memperlambat perkembangan fitur konsol next-gen sekarang.
Karena Xbox sekuat inilah makanya PlayStation bisa terus menghasilkan produk terbaik mereka, juga menjadi alasan begitu miripnya fitur yang dimiliki PS5 dan Xbox Series X/S.
Nah walaupun ngomongin kemiripan, gak berarti dua konsol ini sama dong, pasti ada daya tarik sendiri yang membuat masing masing konsol ini dipilih oleh gamers.
Kalau buat PlayStation, mungkin daya tarik nya ada pada controller yang banyak gimmick keren nya, kalau untuk Xbox, sudah pasti layanan subscription di ekosistem nya!
Dan inilah yang mungkin menjadi alasan Kojima memilih Xbox untuk project kali ini.
Game yang Kojima kerjakan dengan Xbox besar kemungkinan adalah game yang dulunya mereka propose kepada Stadia, namun terhenti karena Stadia memberhentikan seluruh project first party.
Satu indikasi yang mendukung teori ini adalah ketika Microsoft mendatangkan Kim Swift, yang sbeelumnya juga bekerja untuk Stadia untuk mengawasi partnership untuk game berbasis cloud.
Xbox memiliki layanan dan teknologi Cloud yang lebih baik ketimbang PlayStation, dan menjadi masuk akal bagi Kojima untuk bekerja sama dengan Xbox untuk project ini.
Ini bukan masalah “terbutakan oleh keserakahan” maupun “menghianati” pemain PlayStation, ini lebih ke masalah cara mewujudkan visi Kojima untuk game selanjutnya.
Dan ini tidak berlaku untuk Kojima saja, tapi dengan semua developer game, dan kebebasan mereka memilih platform yang sesuai untuk mewujudkan visi mereka sebagai creator.
Ketika sebagian orang, lebih tepatnya 600 orang yang menandatangani petisi imi merasa setuju dengan tujuan dari petisi ini, dan mengaku sebagai Fans Kojima, think again.
Apakah membatasi Creator kalian untuk mewujudkan visi nya adalah cara yang tepat bagi kalian untuk memberikan support dan dukungan yang menjadi motivasi mereka membuat game?