Nama NieR mungkin bukanlah judul game yang terbilang familiar, setidaknya sampai Platinum Games merilis sequel dari game ini, yaitu NieR Automata.
Merujuk kepada Automata sendiri, bagi kalian yang sudah memainkannya mungkin sudah tahu beberapa hal yang membedakan game ini dengan action RPG lain.
Mulai dari gameplay nya yang terus bergonta-ganti, jalan cerita nya yang terbilang gelap dan bercabang, bisa dibilang tidak mengikuti format RPG pada umumnya.
Di artikel kali ini, kita akan membahas proses dibalik lahirnya seri NieR, mulai dari Creator dibaliknya, judul pendahulu nya, dan apa yang bisa kalian expect dari Remake nya nanti, NieR Replicant Ver.1.22!
Creator: The Three Ojiisan!
Disclaimer: nama grup mereka bukan “The Three Ojiisan“ beneran ya, tapi begitulah cara mereka memperkenalkan diri mereka di acara PAX East 2018 kemarin.
Grup ini terdiri dari dari Sang Producer: Yosuke Saito (Square Enix), Composer Musik: Keiichi Okabe (Monaca), dan tentunya orang paling aneh di grup ini, sang Director: Yoko Taro.
Tiga Ojiisan ini sudah bersama sejak project NieR di 2010 kemarin dan masih menjalin hubungan kerja yang baik sampai saat ini, terbukti dengan kembalinya mereka NieR Reincarnation yang belum lama ini dirilis di Jepang.
Tapi kalau kita bicara tentang NieR sendiri, fokus kita mungkin akan lebih banyak kepada Ojiisan bertopeng yang suka membuat pernyataan menyeleneh ini: Yoko Taro.
Beliau terkenal sebagai pribadi yang cukup pemalu, yang menjadi alasan mengapa ia selalu menggunakan Topeng dalam setiap interview / kemunculan di publik.
Yoko Taro memiliki gaya menulis cerita yang ia sebut sebagai Backward Script Writing dan Photo Thinking. Keduanya adalah nama yang ia buat sendiri.
Salah satu hal yang menarik dari beliau adalah ia percaya bahwa Story dan Gameplay tidaklah terlalu penting dalam sebuah game.
Sebagai gantinya, yang Yoko inginkan dari setiap game yang ia buat adalah bagaimana game ini bisa membangun sebuah “Emotion” setelah seseorang memainkan gamenya.
Dan karena itulah dalam gaya Backward Script Writing yang beliau gunakan, ada sebuah point yang Yoko sebut sebagai Emotional Peak.
Yoko akan melakukan segala cara untuk memastikan emotional peak yang ia tulis bisa membekas di para pemain game nya.
Tidak memandang apakah emosi yang ingin ia highlight adalah emosi positif (Happiness, Thankfulness) maupun negatif (Anger, Sadness) ia inign emosi itu membekas di benak pemainnya.
Dan alasan inilah yang menjadi alasan mengapa para fans dari karya beliau menganggap cerita yang beliau tulis memiliki tema yang dark dan depressive.
Tapi seperti yang Yoko Taro bilang sendiri, dia tidak bisa membuat NieR sendiri, dan ini bukanlah Yoko Taro mencoba merendahkan diri karena memang sosok lainnya, Yosuke Saito juga tidak kalah penting!
NieR pertama kali dikembangakan dengan tujuan untuk menjadi RPG yang spektakuler, layaknya Final Fantasy dan Star Ocean.
Gameplay awalnya sendiri direncanakan sebagai turn-based RPG, sampai pada suatu saat Saito mengatakan untuk menjadikan NieR sebagai Action Game layaknya Drakengard!
Dengan memotong fase “Flying Dragon Shooting game” dari Drakengard, mereka bisa membuat NieR sebagai Action Game yang lebih baik dari Drakengard.
Dan dimulailah perjalanan tim ini untuk membuat ulang NieR sebagai Action game, yang juga memberikan Yoko kesempatan untuk bereksperimen lebih lanjut.
Hasilnya, NieR hadir sebagai game yang menghadirkan beberapa macam element shooting game dan platformer di dalamnya, membuat gameplay nya menjadi unik dan refreshing!
Sedangkan kalau bicara soal Keiichi Okabe, mimin hanya akan memberitahu kalian sedikit sejarah antara Yoko Taro dan composer musik (yang sekarang jadi favorit mimin) ini.
Singkat Cerita, Okabe adalah junior dari Yoko Taro semasa di universitas, dan bergabung dengan Namco bersama dengan Yoko Taro namun menetap lebih lama dibandingkan Yoko Taro.
Karena Hubungan mereka semasa di universitas dulu, Okabe diminta oleh Yoko untuk membuat Soundtrack / BGM untuk NieR.
Dan Keiichi Okabe adalah talent yang tepat untuk tugas ini, because I swear to God, his scores are majestic AF.
History: From Drakengard to NieR
Yoko Taro bukanlah pendatang baru di Industri Video Game. Ia memulai karirnya sebagai 3D CGI Designer untuk Namco pada 1996.
Selepas dari Namco, pada tahun 1999, ia bergabung dengan studio Sugar & Rockets Inc. Yang pada tahun 2000 diakuisisi oleh Sony.
Pada tahun 2001 ia kembali berpindah tempat kerja, kali ini di sebuah studio bernama Cavia, dimana ia memulai debutnya sebagai Director untuk game berjudul Drakengard.
Drakengard sendiri merupakan sebuah game dengan genre fantasy, dipenuhi dengan dengan sihir dan Naga yang sekilas tidak ada hubungannya sama sekali dengan NieR.
Tapi kenyataannya, NieR merupakan Spin-off dari Drakengard
Drakengard bercerita tentang Caim, seorang pemuda yang membetuk “pact” dengan Naga bernama Angelus untuk bertahan hidup sekaligus mendapatkan kekuatan untuk melindungi Adiknya, Furiae.
Furiae yang juga adalah Goddess of The Seal “berfungsi” untuk mencegah kedatangan The Watcher dan The Queen Beast, yang akan membinasakan manusia. Sama seperti NieR, Drakengard juga memiliki beberapa ending, dimana Ending E adalah penghubung antara Drakengard dan NieR.
Pada Ending E Drakengard, Caim dan Angelus membawa The Queen Beast ke dimensi lain yang ternyata adalah dunia modern manusia, tepatnya di Tokyo.
Setelah pertarungan yang memiliki format “Rhythm Game”, Caim dan Angelus berhasil mengalahkan The Queen Beast yang jasadnya berubah menjadi sodium chloride (garam).
Ending E ini sesungguhnya adalah ending tambahan yang dimasukan sebagai sebuah lelucon oleh para creators dari Drakengard, sekaligus homage untuk ending The End of Evangelion.
Selain itu, Ide awal dari ending E ini adalah Singing Competition antara Caim dan Angelus dengan versi raksasa dari Ayumi Hamasaki, Penyanyi Pop asal Jepang.
Sayangnya ide ini ditolak dan direvisi menjadi apa yang Drakengard miliki sekarang.Namun tidak disangka-sangka, Ending yang aneh ini ternyata menjadi sangat populer di kalangan para pemain Drakengard, dan akhirnya Yoko memutuskan untuk mengeksplorasi Ending guyon ini.
And yes, berawal dari ending guyon ini, lahirlah Seri yang kita kenal sekarang sebagai NieR.
What to Expect from NieR Replicant Ver.1.22
Seperti yang sudah kita tahu, NieR Replicant Ver.1.22 adalah sebuah Remaster (sekaligus Hybrid Remake) dari NieR Replicant yang hanya dirilis di Jepang di 2010.
Sebelumnya, versi Inggris dari NieR yang dirilis di western adalah NieR Gestalt, variasi dari NieR Replicant yang mengganti peran protagonist game nya dari kakak lelaki, menjadi seorang ayah.
Perubahan peran ini dibuat mempertimbangkan masukan dari Square Enix yang menganggap karakter remaja “kurus” mengayunkan pedang berukuran besar terkesan terlalu unrealistic.
Dari segi cerita sendiri, NieR Replicant dan Gestalt tidak memiliki banyak perbedaan selain penyesuaian dialog karakter untuk peran yang berbeda ini.
Dan di versi Remaster nya ini, NieR Replicant ver.1.22 masih akan menyajikan cerita yang sama dengan versi 2010-nya.
Namun sudah dikonfirmasikan bahwa NieR Replicant ver.1.22 akan memiliki skenario tambahan yang tidak ada di versi originalnya.
Tapi seperti kebanyakan Remaster lainnya, peningkatan terbesar dari versi Original NieR Replicant dan ver.1.22 terletak pada grafis dan combat system nya!
Untuk kualitas grafis sendiri, NieR Replicant Ver.1.22 menyesuaikan standard nya dengan kualitas yang setara, atau malahan lebih baik dari NieR Automata!
Combat System nya sendiri juga sudah disesuaikan dengan system yang ada di NieR Automata, tentunya dengan penyesuaikan dikarenakan di NieR Replicant, kita bermain sebagai karakter manusia dan bukan android.
Tapi, yang pasti pengalaman combat nya tidak akan se-kaku yang ada di NieR Replicant original sih, maklum saya karena combat di NieR Replicant yang lama masih mirip dengan yang dimiliki Drakengard.
Dari segi Audio, NieR Replicant ver.1.22 akan memiliki fitur full voiced untuk semua dialogue yang ada di game ini!
BGM / Soundtrack nya sendiri dikabarkan akan direkam ulang, so mimin sangat mengaharapkan adanya sedikit aransemen ulang / variasi dari musik nya juga di remaster ini!
Diluar ekspekasti dari segi teknisnya sendiri, mungkin yang bisa mimin sampaikan untuk kalian yang akan menjadikan Replicant Ver.1.22 sebagai game pertama kalian adalah:
Be Open Minded
Dari pengalaman mimin yang sudah memainkan Automata sebelumnya, cerita dari NieR terkadang akan memaksa kalian untuk mengambil keputusan yang tidak semuanya berakhir bahagia.
Tapi mungkin itu juga yang menjadi daya tarik dari game Yoko Taro sendiri. Demi memastikan game ini membekas di benak kalian untuk waktu yang lama, ia akan melakukan segala cara untuk mewujudkannya.
___________________________________________________________
Sekian yang bisa mimin sampaikan seputar NieR Replicant, tentunya dengan berusaha menghindari Spoiler supaya pengalaman kalian nanti bisa tetap fresh!
Sesi research untuk artikel ini cukup memakan waktu yang lama, namun tetap seru apalagi kalau kita bicara tentang karya dari Yoko Taro yang absurd ini!
Mimin belajar banyak dari menulis artikel ini termasuk mengenai alasan mengapa Hideki Kamiya sampai mengatakan Yoko Taro sebagai penyelamat dari Platinum Games.
Semoga kalian bisa belajar hal baru juga dari artikel ini, sampai berjumpa di artikel berikutnya!
Gamers bisa langsung Pre-Order game-nya disini