Bukan berlebihan jika dikatakan bahwa seri Yakuza adalah salah satu seri terbesar SEGA saat ini. Dengan delapan mainline titles, tujuh spinoff, dan 2 remake, sangat terlihat ambisi SEGA untuk terus membuat game untuk seri yang baru berusia 15 tahun ini.
Di Indonesia sendiri mungkin nama Yakuza baru melejit beberapa tahun belakangan ini.
Karena saingannya, Grand Theft Auto lebih banyak dikenal di Indonesia, Yakuza mungkin masih menjadi pilihan nomor dua bagi mereka yang mencari game ‘Open World Beat ‘em Up’ untuk kalangan gamers Indonesia.
But I beg to differ! Yakuza walaupun sekilas memiliki konsep yang mirip dengan GTA, ada salah satu kunci utama dari game ini yang membuatnya sangat berbeda dengan Grand Theft Auto.
Di artikel ini kita juga akan bahas apa saja perbedaan itu dan visi misi apa yang dimiliki oleh pelopor seri ini, Toshihiro Nagoshi, saat beliau merencanakan seri ini di saat SEGA berada di masa kelam nya.
How it comes to be
Pertama kali muncul di tahun 2005 untuk konsol PlayStation 2 di Jepang, Yakuza atau yang lebih dikenal sebagai Ryuu ga Gotoku disana lahir dari ambisi creator muda, Toshihiro Nagoshi, yang sekarang menjabat menjadi Creative Director di SEGA.
Setelah kegagalannya dengan SEGA Saturn di 1994 dan berusaha untuk kembali bangkit dengan SEGA DreamCast yang sayangnya juga tidak berhasil, SEGA sedang berada di masa terkelam mereka.
Judul unggulan mereka untuk DreamCast, Shenmue, yang walaupun saat itu menjadi game dengan development cost paling mahal yaitu 47.000.000 Dollar USD ternyata tidak membuahkan hasil yang mereka inginkan, bahkan tidak sampai untuk mencapai break even point.
Kegagalan ini memaksa SEGA yang sebelumnya menjadi salah satu raksasa industri konsol, untuk mundur dan beralih untuk memproduksi game untuk konsol lainnya yang pernah menjadi saingannya.
Lalu muncul lah ide dari Toshihiro Nagoshi untuk memanfaatkan keadaan dimana SEGA terpaksa menjadi produsen game untuk konsol lain ini sebagai kesempatan untuk memperluas audience mereka.
Walaupun game bertemakan kekerasan bukanlah hal yang asing di jepang saat itu, tetapi kekerasan ini masih dibatasi hanya untuk monster dan non-human saja, sehingga ide Nagoshi untuk Yakuza yang menghadirkan kekerasan terhadap manusia tentunya langsung ditolak oleh atasannya saat itu.
Namun Nagoshi bersikeras pada keyakinannya bahwa keputusan membuat game bertemakan dewasa dan membawa audience baru untuk SEGA adalah keputusan yang tepat, dan karenanya ia rela mempertaruhkan karirnya untuk membuat game ini menjadi kenyataaan.
Dan melihat kesuksesan yang dimiliki seri Yakuza saat ini, sangat jelas bahwa keputusannya saat itu adalah hal yang tepat.
Yakuza ≠Grand Theft Auto
Walaupun sama-sama mengambil tema cerita kriminal dan memiliki adegan kekerasan antar manusia didalamnya, prinsip yang dimiliki Nagoshi saat membuat seri Yakuza membuatnya memiliki perbedaan mendasar dengan GTA.
Nagoshi mengatakan dalam sebuah kesempatan saat ia menjadi pembicara di Otemae University bahwa ia tidak ingin mempromosikan pembunuhan dan kekerasan sebagai hal yang menyenangkan, dan inilah alasan mengapa di dalam game Yakuza, Kiryu, karakter utama dari seri ini, tidak bisa melakukan tindakan kriminal maupun membunuh sesuka Player.
Setiap perkelahian termasuk random encounter pun selalu di inisiasi oleh musuh maupun karena tuntutan dari jalan cerita, dan limitasi ini menjadi penting karena Nagoshi tidak ingin Kiryu menjadi karakter yang berbeda baik di dalam gameplay maupun jalan ceritanya.
Mengambil contoh dari Grand Theft Auto, sering sekali terdapat cutscene dimana player diajak untuk bersimpatik dengan karakter utama yang mereka mainkan atas kejadian buruk yang menimpa mereka.
Tapi ketika karakter yang sama juga dimainkan sebagai maniak yang menabrak dan menembaki orang tak bersalah di jalanan, apakan masih ada ruang bagi para Player nya untuk bersimpatik dengan karakter ini?
Dengan melimitasi kebebasan Player untuk membuat masalah di Kamuro-cho, Nagoshi ingin tetap menjaga identitas Kiryu sebagai dirinya sendiri, dan membuat Player lebih mudah bersimpatik dengannya.
Selain itu perbedaan mendasar dari Yakuza dan GTA sendiri ada pada open world yang disediakan. Kalau GTA memilih rute untuk memberikan Player dunia open world seluas mungkin, Yakuza lebih memfokuskan nya pada aspek realistis dan kepadatannya.
Kamuro-cho yang menjadi latar game Yakuza bukanlah sebuah area yang luas. Beberapa jam dalam permainan, sangat mungkin bagi Player untuk menghafal seluk beluk dari parodi Red Light District di Jepang ini.
Sebagai gantinya, Yakuza membuat area kecil ini se-realistis dan sepadat mungkin, dengan banyaknya orang yang berlalu lalang di malam hari, para gangster yang siap menyambut Kiryu untuk beradu tinju, sampai dengan mini market dan arcade center untuk berbelanja dan bermain mini games.
Nagoshi ingin agar seluk beluk dari Kamuro-cho memiliki aktivitas yang bisa dilakukan oleh player dibanding menyediakan dunia luas yang sebagian besar kosong dan hanya berfungsi sebagai background.
Mudahnya menjadi familiar dengan Kamuro-cho juga menjadi poin plus bagi mereka yang terus mengikuti seri Yakuza ini. Layaknya kota sungguhan, setiap game baru Yakuza akan menghadirkan perubahan di kota ini.
Dan karena player menjadi sangat familiar dengan versi kamuro-cho di tiap judul Yakuza yang mereka mainkan, sangat mudah bagi player untuk menyadari perubahan yang ada di kota ini saat mereka memainkan judul lainnya dari seri Yakuza.
Hal ini memberikan kesan bahwa kota ini ikut berkembang bersama dengan Player-nya.
Dan perubahan paling besar tentunya ada pada karakternya. Walaupun sama-sama menjadikan seorang kriminal menjadi akranter utama mereka, yakuza dan GTA mengambil rute berbeda untuk menggambarkan karakternya.
Karakter utama seri GTA selalu digambarkan sebagai seorang kriminal dengan ambisi mereka masing masing yang sebagian besar berfokus pada uang, kekayaan, jabatan, maupun balas dendam.
Namun Yakuza mengambil jalur lain dan menggambarkan Kiryu Kazuma sebagai Yakuza yang dengan segala kekuatan yang ia miliki terasa seakan tak terkalahkan, namun tetap memiliki sisi manusiawi dibalik ekspresi sangar nya.
Di satu sisi dalam cerita game nya, Kiryu digambarkan sebagai karakter yang terlihat dingin dan kaku, namun di sisi lain player tetap bisa melihat sisi lainnya yang sangat memperhatikan orang penting disekitarnya.
Jiwa rela berkorban bagi orang disekitarnya ini memberi pesan bahwa Kekuatan tidak hanya dalam bentuk kemampuan berkelahi, namun juga ketahanan mental dan pendirian yang ia miliki untuk menjadi Yakuza sesuai caranya sendiri, dan karakteristik ini konsisten di sepanjang seri ini.
Segala aktivitas mini games dan side quest yang terlihat guyon ini adalah bagian dari Kiryu yang membantu pemain lebih mengeksplorasi lebih dalam karakter Yakuza berhati emas ini, yang terkadang konyol ini dan tidak tahu cara menolak seseorang yang sedang dalam kesulitan.
How to enter the series
Untuk kalian yang tertarik untuk memulai memainkan seri Yakuza setelah membaca artikel ini, saat ini ada 2 judul yang sangat mimin sarankan untuk memulai memainkan seri ini.
Yang pertama adalah Yakuza 0 yang secara kronologi menjadi cerita prequel dari Yakuza 1.
Personally mimin merasa judul ini sangat cocok menjadi entry point karena kalian tidak perlu memainkan judul yakuza sebelumnya dari seri yakuza karena memang disini lah titik mulai perjalanan Kiryu sebagai yakuza baru di Kamuro-cho.
Disini kalian juga bisa melihat masa lalu dari Nishikiyama, antagonis dari Yakuza 1 yang adalah partner layaknya saudara bagi Kiryu, sebelum keadaan memaksanya berubah.
Selain itu Yakuza 0 juga memberikan kalian kesempatan bermain sebagai Majima Goro, rival dari Kiryu yang kepopulerannya gak kalah, atau malah lebih populer dari Kiryu sebagai karakter utama. [Spoiler Tag: Untuk kalian yang tertarik untuk melanjutkan kisah dari Kiryu Kazuma.
Setelah selesai dengan Yakuza 0, kalian bisa melanjutkannya dengan Yakuza Kiwami 1 dan 2 yang merupakan remake dari Yakuza 1 dan 2, lalu dilanjutkan dnegan versi Remaster dari versi Remaster dari Yakuza 3, 4, dan 5.
Terakhir, kalian bisa menutup Saga dari Kiryu Kazuma dengan memainkan Yakuza 6: Song of Life yang memang dirilis di PS4 dari awal. Semua judul diatas bisa kalian mainkan di PlayStation 4, Xbox One, dan PC!
Kalau banyaknya judul Yakuza yang sudah ada membuat kalian terintimidasi untuk memulai memainkan seri ini, kalian juga bisa memulai memainkan seri dari judul terbaru mereka Yakuza: Like a Dragon.
Dikarenakan karakter utama dan kota yang menjadi latar belakang dari judul yang satu ini adalah konten baru, kalian tidak perlu mengetahui kejadian di seri Yakuza sebelumnya untuk mengerti jalur ceritanya!
Selain itu Yakuza: Like a Dragon ini juga akan mendapatkan versi PlayStation 5 pada tanggal 2 Maret mendatang untuk kalian yang ingin merasakan memainkan seri game tentang mafia jepang ini di konsol next-gen kalian dengan segala fitur awesome nya!
Gamers bisa PO game ini disini
___________________________________________
Sekian artikel (setengah rant) dari mimin buat kalian yang masih bingung dengan seri Yakuza, sekaligus edukasi mengapa seri ini berbeda dari Grand Theft Auto yang memiliki tema serupa.
Kalau kalian masih punya pertanyaan yang belum terjawabkan, atau mau berbagi pengalaman unik kalian saat bermain Yakuza, boleh banget loh tulis di kolom komentar dibawah!
Thanks for reading and Stay Awesome, Gamers!